Sabtu

Rumit






Masuk pada halaman ini, saya tinggalkan ego diluar
dan benar benar saya yang hadir saat ini.
melucuti beberapa topeng sebelum huruf pertama saya letakkan dengan niat menulis jujur.

Bagaimana Kabarmu? (pertanyaan template)
Lelah dengan dunia?
Menyerah akan manusia dan diri kamu sendiri?

Saya lihat kamu bingung dengan badan dan jiwa yang tak lagi selaras, kamu ingin menerima semua garis cerita yang harus dilakoni dengan ikhlas. semua tau harus dan ikhlas sebaiknya tidak berada dalam satu titik. Namun jujur, benar tidak bohong, mungkin, pastinya bukan dusta, kamu tidak rela.

Atas rasa sakit dan sakit dan sakit yang kamu telan sembari berpura pura tak apa apa, mematikan bagian perbagian tubuhmu diam diam, kamu kira saya tidak tau?

Senyummu kini sudah tak lagi berkembang
banyak kawan dan keluarga yang mengelilingimu dengan cinta dan penerimaan, kamu tak mau, tak mampu menerimnya

Hei,marahkah?
terhadap lakon perih yang tak kunjung kamu ijinkan usai?
terhadap kenangan yang berkhianat, memainkan cerita usang yang kamu tau tak lagi bermakna apa apa.

Cinta sudah ketinggalan zaman
Hati yang besar pemborosan
Kebijaksaan kini diobral dalam rangkaian kalimat berbunga.

Bagaimana kamu ingin berteriak suara saja kamu tak punya.
Air mata pun bosan merasakan kebodohanmu yang diulang ulang berputar
semacam komedi putar yang tak pernah lucu.

Menyiksa sekali menyimpan api dalam dada.
Namun tanpa kobaranya kamu tak sanggup lagi hidup.
Melepaskanya mati. Hidup denganya terbakar. Apes

Begini nasip kehidupan
Seberapa lincah kamu bermanuver, tetap dimakan
Terlalu sering kita menertawakan masalah hingga mereka malu lalu pergi sendiri.
Tapi kali ini bibir tidak mampu lagi membuka dan kerongkongpun mogok bersuara.

Saya tidak heran kalau kamu sebegitu keras ingin pergi dari sini.
Tempat ini terkutuk

Pergilah dan Tetaplah marah sesukamu. Sampai kamu mati. aku tidak keberatan.
Kamu sudah terlalu lama menjadi orang baik, Saatnya kamu menjadi orang jujur.



Jumat

Semoga pemilik hati memberikan ketetapan dalam kebaikan




Kepada pemilik hati,
aku berikan segalanya yang aku pegang saat ini karena tak satupun yang merupakan milikku.
aku titipkan segala harap dan inginku pada-Mu, karena sadar kerap terjebak dalam ilusiku.
Seberapa keras berusaha kalau jalanmu bukan disitu, aku tetap akan kembali dimana kita bertemu.
jadi begini saja, tetapkan aku pada-Mu, satu yang ga bisa kalah dan ga bisa salah, hanya pada-Mu aku berserah

Sabtu

" hey kau yang muda, teruslah berkarya! "



        “hey kau yang muda, teruslah berkarya! Selagi muda taklukanlah dunia! – sudahi saja pestamu dan luangkan waktu melakukan sesuatu untuk masa depanmu “ – Silampukau


         Penggalan lirik diatas adalah lagu “hei” milik duo folk asal surabaya, silampukau tersebut seperti pengen saya jadiin pegangan, pengangan pengangguran? Sembarangan!
          Saya adalah pemuja paul arden yang penuh dengan mimpi haha ya bisa dibilang saya adalah partime dreamer, tepi another half-partnya tetep saya gunakan untuk merealisasikan mimpi-mimpi itu.
           Mungkin Banyak orang diluar dengan rendah melihat, betapa santainya hidup saya, betapa santainya mungkin juga dengan beberapa teman saya,
ketika teman-teman yang lain sibuk mencari pekerjaan yang layak, terjamin, jelas, mapan, sedangkan kita sempat-sempatnya balbbering idealisme dan mimpi yang nampaknya sangat basi dibicarakan diera sekarang.
           Kalian Cuma ga melihat aja bagaimana kita berjuang menjadi seorang pendekar, bagaimana kita berdarah-darah bertarung melawan resiko. apakah kalian melihat adegan ketika kita membenturkan kepala pada kefrustasian? Kalian melihat?  Tidak, kalian tidak pernah melihat!  Selain karena kalian ga mungkin nyampe mikir kesana, adegan tersebut memang tertutup dengan dinding tembok kamar, didalam kamar itulah tempat kami dibantai secara ide, tenaga dan uang (buat beli rokok) haha biar kuat...tapi kita tidak lantas bunuh diri karena itu semua. Kami ini generasi tabah, pemuda penuh ikhlas yang selalu percaya bahwa ga ada yang instan kecuali mie, namanya aja sih mie instan tapi tetep ada proses untuk menjadi mie yang lezat dan siap untuk dimakan, ada usaha ada hasil. Semoga usia belum tua saat kami mencapainya. Sebenarnya saya menolak tua tapi ya gimana lagi, nah..dalam hal itu baru pasrah, karena kita ga bisa berusaha untuk tidak tua, mau demo?? “ kami menolak tua “  “untuk selalu muda adalah hak kami” ya ga bisaaaaa !! tapi untuk masa depan ga ada ragu dan jangan ragu untuk terus berusaha dan terus bergerak!
Sekian dari saya,saya walikota pulau bau-bau terimakasih...

Minggu

Hidup itu Anu

Terkadang hidup itu life,karena life itu anu, alahh


Berusaha melepas penat, sambil berusaha berpikir positive
walau secara alam bawah sadar tetap khawatir kabar dia yang entah berpura - pura menghilang (?)

"pergilah seperti penyu yang bisa bebas lepas berenang ke samudra mengarungi sesukanya
namun dia tetap tau jalan pulang untuk kembali ke tempat asalnya"

pergilah melepaskan masalah,kepenatan,kegundahan dll yang ada dibenak dengan caramu sendiri
namun ketika telah merasa lebih baik kembalilah ketempatmu yang seharusnya.

Sabtu

Generasi Kapitalis

Semakin banyak generasi kapitalis yang mengikuti arus kekinian
datang berbondong - bondong menghancurkan atas nama kebaikan (salah pemahaman),
melestarikan budaya konsumtif tanpa mikir positif (impor) . segala yang dianggap gaul dan terkenal digandrungi berdasarkan ideologi kaum mereka (Sasaran pemasaran dan penjualan)

Kemudian menghilang bersemedi sejenak sembari menunggu kekinian selanjutnya,
lalu muncul kepermukaan menghiasi beranda - beranda digital dengan kehedonan dan keborjuisan mereka yang dibawa - bawa hingga ke gunung hutan belantara
bukan hanya sekedar perkotaan hanya demi eksistensi belaka..

" Sadarilah bahwasanya apabila kita hanya ikut-ikutan (ga dari hati / bukan latar belakang)
bisa dibilang kita hanyalah manusia yang tak berpendirian, yang terkena ombak tuntutan dunia fana
yang ga ada habisnya"

Followers

Jati diri hilang dimakan eksistensi
Tujuan awal tergerus nominal angka
Followers dianggap pengikut
Menyembah pemilik akun
Dianggapnya followers itu sedang berhala

Menjadi sasaran pemasaran
Menjadi target penjualan
Beberapa memang teman
Selebihnya bukan teman
Jangan kepedean

Balasan komentar hanyalah formalitas
agar kalian senang, ya aku tuhanmu
Tuhan yang hobi membalas
agar kalian merasa senang

Eh tapi ini hanya boongan
Tidak ada ekspresi ketika membalas
Tidak ada niat nongkrong bareng kalian
Apalagi bertandang ketempat kalian

Wahai para followers jelata
Target komoditas, hasrat kebendaan,
Kontemporer hamba


"Tersesat mengejar popularitas,
Jati diri terombang ambing "

Demikian kotbah saya hari ini, followers hamba insya'allah menjadi teman 'sungguhan hamba,
karena hamba tidak artsy..

Ego dan Idealisme


Rasa – rasanya saya hampir gila,disaat berusaha berubah dan melawan ego. Mungkin jarang sekali orang yang berusaha melawan egonya sekeras ini. mungkin disaat usia ‘santai seperti sekarang ini, masih banyak juga yang meremehkan ego, memanjakan ego dan berharap orang lain memahaminya.
Ya, terkadang orang lain dapat memahami atau memakluminya tapi, ga selalu dan ada batasanya..

“ karena terkadang ego dapat melukai, atau bahkan menggrogoti citra dari dirimu sendiri ”

Sama seperti kesucian idealisme yang sesungguhnya berbahaya apabila ga diterapkan semestinya, ego pun sama seperti itu. Kadang kita memelihara sedemikian rupa seraya berkata

“ biarin, ini diri saya sendiri, kalau ga suka ya udah! “

ya, saya pernah seperti itu, menjadi seorang egoisme dengan minim pematangan idealisme seperti kalian yang sebenarnya tanpa disadari ini adalah sel-sel pemikiran tertutup dari alam bawah sadar kita. Tapi tenang saja,itu fase hidup, kalian tidak perlu memaksakan melawan dan mengubah ego, kendalikan saja sebisa mungkin, seminimal mungkin –

“ karena didunia kerja nanti, ada 2 hal dasar yang harus dikendalikan, ego dan idealisme “

Rabu

Tidak akan pernah cukup



Tidak akan pernah cukup kita memuaskan orang orang diluar sana, mereka hanya ingin mengunakan kita untuk memenuhi ego mereka sendiri.

Kita tidak akan cukup ganteng / cantik
Kita tidak akan cukup pintar
Kita tidak akan cukup kaya
Kita tidak akan cukup baik

Kita tidak akan pernah cukup sekeras apapun usaha kita untuk menyenangkan mereka. Kenapa? Karena berusaha memenuhi harapan mereka  atasmu sama seperti menggarami lautan. Tak bertepi.
Perlihatkanlah sedikit celah, khilaf, dan semua kebaikan kita seketika terlupakan oleh mereka. Setelah itu, semua yang kita lakukan salah bagi mereka. Semua yang kita lakukan, akan merka bawa kekesalahan yang mereka besar besarkan.

Lucunya, kadang mereka bahkan tak mengenal kita. Mereka hanya membaca tulisan kita, melihat kita dari jauh, menonton video kita atau mendengar cerita orang tentang kita, secuil mengetahui bagian hidup kita, tiba tiba mereka sok pantas mamakai jubah hitam bak jaksa dan seperti hakin yang mengecilkan dan mengucilkan kita. Menjijikkan ya?

Karena itu, kita harus pintar menjalani hidup.
Belajar untuk tahu mana yang perlu atau tidak perlu kita dengar.belajar untuk tau mana yang perlu kita jauhi dan apa yang perlu kita dekati.

Belajar memilah milah manusia disekitar. Mana teman, mana yang sekedar kenalan. Mana yang pantas disimpan dan mana yang harus diletakkan diluar pagar hidup kita.

Kita bisa saja tidak akan pernah cukup untuk mereka, tapi tuhan menerima kita saat ini apa adanya. Tanpa syarat. Dan sungguh,  kamu akan cukup untukku. Karena saya pernah berada diposisimu, tau bagaimana rasanya ditinggalkan, maka dari itu saya kerap bertahan bersama mereka yang ditinggalkan, dan saya juga tau betapa beratnya membenci diri sendiri, marah kediri sendiri, karena merasa tak ada satupun yang mau menerima kita apa adanya.

Persetan dunia berkata apa, kamu akan selalu cukup untukku.