Semakin banyak generasi kapitalis yang mengikuti arus kekinian
datang berbondong - bondong menghancurkan atas nama kebaikan (salah pemahaman),
melestarikan budaya konsumtif tanpa mikir positif (impor) . segala yang dianggap gaul dan terkenal digandrungi berdasarkan ideologi kaum mereka (Sasaran pemasaran dan penjualan)
Kemudian menghilang bersemedi sejenak sembari menunggu kekinian selanjutnya,
lalu muncul kepermukaan menghiasi beranda - beranda digital dengan kehedonan dan keborjuisan mereka yang dibawa - bawa hingga ke gunung hutan belantara
bukan hanya sekedar perkotaan hanya demi eksistensi belaka..
" Sadarilah bahwasanya apabila kita hanya ikut-ikutan (ga dari hati / bukan latar belakang)
bisa dibilang kita hanyalah manusia yang tak berpendirian, yang terkena ombak tuntutan dunia fana
yang ga ada habisnya"